Rabu, 21 April 2010

*how to fix your statue?

How to fix a single statue with a big grin and big horn? Seakan enggak cukup untuk membicarakan bagaimana cara terbaik seseorang untuk menyelesaikan status singlenya. For the girl, have you seen Sex and The City the movies or the series? Kita tahu seperti apa jalan cerita film tersebut. Kita tahu seperti apa keempat wanita tersebut bertingkah, berpikir dan menjalani kehidupan mereka yang sebenarnya sangat biasa di NewYork sana tapi begitu terlihat glamour di mata kita. Atau mungkin seperti itulah khidupan wanita lajang di kota-kota besar, termasuk kota-kota besar di Indonesia. Or maybe it happens in some big cities. Jujur di umur gue yang masih sangat-sangat muda dibandingkan keempat wanita dan berjuta-juta wanita di luar sana yang berada di kisaran umur 40 ke atas, film itu membuat gue memikirkan banyak hal. About our live, our relationship, our friendship, our jobs and anything else. Membuat kita berfikir kehidupan seperti itu, lajang, single, terlihat fabulous. Tapi kita melihat lagi ada saatnya kita benar-benar berfikir, inilah saatnya kita untuk mengakhiri hubungan kita dengan diri kita sendiri. Ada saatnya kita butuh someone to loved and be loved. Tapi di lain sisi kita memikirkan untuk tidak memikirkan hal itu. Waktu dimana kita berhenti mencari dan menerima orang-orang yang datang dan pergi ke dalam kehidupan kita. Hanya untuk mencari is he/she the one?

Butuh waktu yang lama atau mungkin sebentar bagi orang-orang untuk menyelesaikan status single mereka. Ada yang menganggap itu sebuah anugerah, ada yang menganggap itu sebuah kutukan, ada yang menganggap itu sebuah jati diri yang tidak akan dihilangkan oleh sang pemilik atau mungkin ada yang menganggap itu sebuah permainan. Apapun itu arti sebuah lajang, single, gue sendiri sangat sangat menghormati orang-orang yang memiliki status itu. Gue punya tante yang memiliki status single hingga sekarang mereka berumur 50 tahun lebih. Or something like that. Dan mereka sangat sukses. Gue menghormati mereka. Mereka mungkin sudah lelah untuk mencari dan menunggu seseorang yang datang dan ternyata waktu berlalu dengan cepat. Dan tidak ada yang datang lagi. Dan kita pun tidak membuka lagi pintu itu. Lowongan sudah tutup.

Single itu mungkin pilihan hidup dan bagi gue itu merupakan pilihan hidup yang berat. Gue masih punya teman-teman yang memiliki status itu dan jujur gue lebih suka jalan dengan teman-teman yang masih single dan very very available. Merupakan sebuah perbedaan. Kita bisa bertemu kapan saja, tanpa perlu memikirkan orang lain untuk bertemu juga. Saat tadi gue bertemu lagi dengan teman lama, teman akrab, teman jalan, mereka masih single dan pembicaraan kita pun berputar dengan tema yang berbeda. I didn’t have to talking about my bf or kebalikannya. Dan itu menyenangkan. Mereka tahu status gue dan mereka enggak peduli hahaha.. segalanya begitu berbeda.

Terkadang gue cemburu dengan status single mereka tapi di lain pihak gue masih belum mau memasang kembali status single itu di biodata gue. Gue tahu ada begitu banyak wanita yang akan iri dengan status gue tapi ada begitu banyak wanita juga yang iri dengan status single itu. They’re single and they’re happy. So pertanyaan di atas yang menanyakan how to fix a single statue with a big grin and big horn, tidak ada kata ‘how’ karena kita sudah menyelesaikan status single kita dengan senyum lebar dan tanduk yang besar untuk bisa menerjang siapapun yang menghalangi diri kita semua untuk bangga menjadi single..

Tidak ada komentar: